DETAIL INFORMASI
UPN Peduli Bencana Palu-Sigi-Donggala Bersama Relawan Dirikan Posko Bersama :: dipost pada 12 April 2019
smile

PALU - Serangkaian gempabumi berkekuatan 7,4 Skala Richter pada tanggal 28 September 2018 memicu tsunami di pantai Palu serta menyebabkan terjadinya Likuefaksi di beberapa tempat di Sulawesi Tengah. Tercatat sebanyak 2.113 orang korban meninggal dunia, 4.612 orang luka-luka, 1.309 orang hilang, 152 orang masih tertimbun dan 223.751 orang mengungsi. Selain korban,  67.310 rumah, 622 sekolah, 99 rumah ibadah dan 22 fasilitas kesehatan rusak parah.

Bencana tersebut mengundang hadirnya para relawan kemanusiaan untuk ikut terlibat dalam penanganan darurat. UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), khususnya Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) dan  Jaringan Gusdurian memilih Kantor Komnas HAM-RI Perwakilan Sulawesi Tengah sebagai “Posko Bersama”. Organisasi atau lembaga yang bergabung dalam posko tersebut diantaranya Yayasan KAPPALA Indonesia, UPN “Veteran” Surabaya dan UPN “Veteran” Jakarta, Pramuka Peduli, Laskar Hijau, Search and Rescue 851, Detasement 87.

 

Kegiatan Masa Darurat

            Program UPN Peduli Bencana pada saat darurat bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Malang, Malang, UPN “Veteran” Jakarta, UPN “Veteran” Surabaya, Pramuka Peduli, Yayasan Kappala Indonesia, serta Sampoerna untuk Indonesia, melakukan layanan kesehatan masyarakat. Pelayanan diantaranya dilakukan di Kelurahan Kayumalue Ngapa dan Kelurahan Kayumalue Pajeko, Kecamatan Palu Utara,  RT VI dan VII/Bamba dan Kadongo Kelurahan Mpanau Kecamatan Tawaeli, di Desa Walandano Kecamatan Balaesan Tanjung dan Desa Sikara, Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala, di Desa Sidera dan Desa Langaleso Kabupaten Sigi.                   

            Dibagian lain, Tim SAR UPNVY juga melakukan penyisiran pencarian dan pertolongan bersama Tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta di Kota Palu.

 

Kegiatan Masa Pemulihan

            Program UPN Peduli Bencana dari UPNVY memfasilitasi pembangunan masjid permanen, perpustakaan dan Tempat Pendidikan Alquran (TPA) di Desa Sidera Kabupaten Sigi. Program ini juga telah melengkapi kebutuhan olah raga anak-anak dan warga. Selanjutnya dipersiapan pemenuhan buku-buku untuk perpustakaan dan TPA.

            Program ini juga telah menyediakan perlengkapan meja-kursi untuk pelaksanaan pendidikan di SMK Lando Bulili (dahulu Janur Persada), baik di ruang sementara maupun ruang permanen. Sedang dipersiapkan penyediaan buku-buku perpustakaan dan peralatan teknologi kesehatan.

            Program ini juga memfasilitasi pembuatan 12 buah rumpon lahut dangkal (100 m), dan 9 buah rumpon laut dalam (300 m) serta riset sumberdaya laut bagi nelayan-nelayan di Desa Walandano, Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Sedang dipersiapan program serupa untuk beberapa Desa di Kabupaten Parigimoutong dan Kecamatan Palu Utara, Kota Palu.

            PSMB UPNVY, bekerjasama dengan Yayasan Kappala Indonesia dengan dukungan  dari Sampoerna untuk Indonesia melakukan pendampingan di Sekolah SMK Lando Bulili di Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, serta membangun 3 bangunan ruang kelas permanen untuk perpustakaan, studio komputer dan laboratorium anaalis, serta membangun 30 huntara berukuran 4 x 6 meter, untuk 15 guru dan 15 masyarakat. Program kerjasama ini juga memfasilitasi proses Satuan Pendidikan Tangguh Bencana

            Anggota dan motor berdirinya “Rumah Bersama Relawan” yang lain, Jaringan Gusdurian menyediakan 20 huntara berukuran 3 x 4 meter dan masjid sementara berukuran  6 x 8 meter untuk Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biomaru,  Kabupaten Sigi. Jaringan ini juga memfasilitasi pengadaan 29 perahu, terdiri dari 17 perahu mesin dan 12 perahu dayung bagi nelayan Desa Walandano, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala.

            Kerja-kerja jaringan “Rumah Bersama Relawan” tersebut pada dasarnya merupakan mandat SFDRR 2015-2030, sekaligus upaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Para pihak pemilik mandat, seperti dikemukakan dalam SFDRR, yang dikenal sebagai pentahelic, dikenal sebagai pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademia dan media berupaya mewujudkan 5 dari 17 mandat SDGs: quality education, clean water and sanitation, decent work and economic growth, responsible consumption and production, peace justice and strong institution.

            Kerja-kerja jaringan “Rumah Bersama Relawan” tersebut pada dasarnya merupakan mandat Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana (SFDRR) 2015-2030, sekaligus upaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Para pihak pemilik mandat, seperti dikemukakan dalam SFDRR, yang dikenal sebagai pentahelic, dikenal sebagai pemerintah, masyarakat, lembaga usaha, akademia dan media berupaya mewujudkan mandat SDGs: quality education, clean water and sanitation, decent work and economic growth, responsible consumption and production, peace justice and strong institution. (ET/MMB)