» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
SLEMAN – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendukung usulan pembentukan program studi (prodi) baru oleh Perguruan Tinggi. Prodi tersebut haruslah yang mendukung kebutuhan dunia industri.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kelembagaan IPTEK Dikti, Dr. Agus Indarjo saat menanggapi pertanyaan pada Kunker Spesifik Komisi X DPR RI, di UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), Kamis (16/05).
Ia menilai perguruan tinggi harus bersiap untuk menciptakan lulusan yang dapat mengisi industri, salah satu caranya yaitu mempersiapkan prodi baru.
“Prodi harus disesuaikan dengan kebutuhan industri, jika ada pasarnya dan memiliki nilai ekonomis maka akan kami dukung.” Ujarnya.
Agus mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kelayakan usulan prodi dan melihat rasio serta ketersedian dosen terkait. Pada kesempatan ini, ia menjelaskan Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti, Kemristekdikti baru saja menyetujui pembukaan prodi kopi di salah satu perguruan tinggi.
“Kami melihat potensi ekonomi bidang kopi sangat besar. Perputaran uang di industri kopi milyaran rupiah dalam sehari sehingga prodi ini layak.” Jelasnya.
Begitu pula di industri perminyakan dan pertambangan, UPNVY menurut Agus juga dapat merespon dengan membuka prodi sesuai kebutuhan di kedua industri tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UPNVY, Mohamad Irhas Effendi menilai peroalan pertambangan tidak hanya di bidang teknis.
“Tidak hanya teknis menambang, pasca tambang, lingkungan pertambangan namun juga nilai tambah hasil tambang.” Ujarnya.
Berdasarkan permasalah tersebut pihaknya sudah membuka tiga prodi baru, yaitu Teknik Lingkungan, Teknik Metalurgi, dan Magister Manajemen Bencana.
Ketiga prodi tersebut menurut Irhas, merupakan perwujudan UPNVY sebagi kampus bela negara. Prodi Teknik Lingkungan, kata Irhas berfokus kepada ilmu kebumian terutama di lingkungan di area pertambangan.
Prodi Teknik Metalurgi merupakan komitmen UPNVY menyambut era baru dunia pertambangan. Fokus prodi ini untuk mengolah bahan tambang supaya tidak hanya digali kemudian langsung dijual.
“Metalurgi berperan dalam peningkatan nilai tambah bahan tambang menjadi bahan yang siap untuk pemakaian menjadi produk akhir. Ini salah satu cara agar kami berkontribusi kepada masyarakat.” Katanya.
Sedangkan prodi Magister Manajemen Bencana, UPNVY bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengolah lahan pasca tambang. UPNVY melakukan kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menangani maslah kebencanaan yang muncul pada lahan area pasca tambang.
“Selain itu kami bekerjasama dengan perusahaan tambang mengelola lahan pasca tambang di Tanah Bumbu, Tabalong, Kalimantan Selatan dengan merubahnya menjadi tempat wisata.” Jelasnya.
Pada kesempatan ini Irhas memaparkan berbagai perkembangan dan tantangan UPNVY dari perubahan perguruan tinggi swasta ke negeri. Ia memaparkan bidang kelembagaan, sumber daya, kemahasiswaan, riset, sarana dan prasarana, serta berbagai kendala yang ada. (wwj/humas)