» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY)membahas soal dengan ketahanan energi yang ada di Indonesia. Permasalahan ini menjadi topik menarik dibahas sebab untuk menggali potensi Indonesia dalam hal penggunaan energi untuk kemakmuran bersama.
Mohamad Irhas Effendi selaku rektor UPN Veteran Yogyakarta mengungkap momen ini merupakan bentuk kerjasama berkelanjutan.
"Kami berharap kerjasama ini tidak berhenti sampai di sini agar dapat kita kembangkan bagaimana kita bersinergi untuk mendukung ketahanan energi kedepan," pungkas Irhas, dalam Seminar Nasional Ekonomi Energi bertajuk Penguatan Ketahanan Energi untuk Mendukung Ketahanan Nasional, Kamis (18/11/2019).
Pengembangan ini juga terkait sebab UPN Veteran Yogyakarta menggagas sebagai energy university. "Mudah-mudahan gagasan energy university yang berbasiskan kompempetensi yang ada di UPN dan bersinergi dengan beberapa komponen lain di Indonesia itu bisa memberikan sumbangan pesat bagi ketahanan energi di Indonesia.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral periode 2000-2001 sekaligus Menteri Pertahanan periode 2009-2014, Purnomo Yusgiantoro. Ia menungkap ketahanan nasional itu terkait dengan refleksi banyak lini kehidupan.
"Ketahanan nasional itu kondisi keadaan. Ketahanan nasional merupakan refleksi dari seluruh aspek kehidupan," pungkas Purnomo Yusgiantoro.
Aspek dari refleksi dinamis yang mempengaruhi diantaranya ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kelimanya saling terkait satu sama lain dalam halnya ketahanan nasional.
Bicara soal ketahanan nasional dan kaitannya dengan energi, Purnomo menyorot terkait ladang energi yang punya potensi untuk memperkuat ketahanan nasional. Dalam pembahasannya ketahanan dan keaman energi termasuk dalam kemampuan nasional merespon dinamika dari perubahan global dan regional.
Tak hanya itu saja, turut dikaji pula potensi dan infrastruktur energi yang sudah ada di Indonesia. Purnomo menuturkan bahwa ada titik-titik energi yang belum termanfaatkan.
"Ini titik-titik (energi) yang belum termaksimalkan tersebar di Indonesia," pungkasnya sambil menunjukkan peta lokasi energi.
Bahkan menurutnya masih banyak PR serta tantangan yang perlu dihadapi. Ada 9 tantangan yang dipaparkannya. Yang paling menjadi sorotan dan pertanyaan ada 3 hal. Diantaranya kebutuhan energi yang cukup besar dan terus meningkat, ketergantungan energi fosil yang masih tinggi, serta subsidi yang tak tepat sasaran.
Irhas berharap agar harapannya dengan adanya pemaparan ini selain memberikan pemahaman dan juga tambahan wawasan. Sekaligus yang terpenting adalah menegaskan pada input dan outputnya yang diperoleh oleh peserta seminar. (adv)