» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
SLEMAN – Sektor pariwisata, penerbangan, dan Event Organizer terpuruk akibat impas pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Sektor usaha lainya seperti restoran, bioskop, pertandingan olahraga, mall, toko elektronik, kendaraan, BBM dan Gas serta pembangunan gedung juga terpukul akibat dampak virus yang belum ditemukan vaksinnya ini. Hal tersebut disampaikan Rully Nuryanto, Deputi Bidang Kelembagaan KemkopUKM pada Webinar Pekan Bela Negara yang diselenggarakan UPN “Veteran” Yogyakarta, Selasa (19/5).
Alumni Jurusan Manajemen UPNVY tersebut memaparkan berbagai permasalahan yang dihadapi Koperasi dan UMKM saat ini. Di sektor Koperasi, permodalan, turunnya penjualan, dan terhambat distribusi menjadi permasalahan yang dihadapi di sektor Koperasi. Sedangkan di sektor UMKM permalahan yang dihadapi yaitu turunnya permintaan atau penjualan, kesulitan bahan baku dan permodalan.
“Untuk UMKM yang paling terkena imbasnya adalah industri makanan, industri kreatif dan pertanian. Meskipun dari data kalau di Daerah Istimewa Yogyakarta dampaknya paling kecil dibanding provinsi lainnya.” paparnya.
Meskipun banyak sektor yang terpuruk, namun Rully menjelaskan jika ada pula sektor yang tumbuh pada masa pandemi ini. Sektor ini juga diperkirakan akan tetap tumbuh dan berkembang setelah masa pandemi.
“E commerce, jasa logistik, jasa antar makanan, komunikasi, rapat online, tayangan streaming, telekomunikais dan media, pendidikan online, penyimpanan database, obat-obatan, jasa kebersihan, dan aktivitas kebugaran di rumah adalah sektor yang tumbuh saat ini.” katanya.
Selain itu sektor yang berada di tengah, yaitu kemungkinan terpuruk atau dapat tumbuh adalah pendidikan, perbankan, pertanian, pabrik, dan jasa asuransi.
Keterpurukan dan tumbuhnya sektor-sektor tersebut menurutnya karena dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi pada masa maupun pasca pandemi. Kewajiban tinggal di rumah karena kebijakan social distancing memunculkan gaya hidup baru yaitu stay at home life style.
Selain itu banyaknya korban positif Corona maupun yang meninggal dunia menumbuhkan empati dan solidaritas sosial dari masyarakat.
“ Pengaruh berikutnya yaitu gaya konsumsi go virtual. Kita beralih menggunakan teknologi informasi atau digital untuk mengahindari kontak fisik, seperti seminar yang kit alakukan saat ini.” ujarnya.
Kementerian Koperasi dan UKM kata Rully sudah menyiapkan lima skema perlindungan dan pemuliahn ekonomi bagi sektor UMKM. Pertama, yaitu bantuan sosial dari pemerintah. Berdasrkan data, lebih dari 60% usaha mikro di sektor perdagangan mengalami penurunan omset sebesar 45,9% . Hal ini mengakibatkan pendapatannya hanya cukup untuk membiayai kebutuhan pokok.
Kedua, insetif perpajakan bagi pelaku UMKM beromset dibawah 4,8M per tahun. Ketiga, penundaan angsuran dan subsidi bunga.
“Keempat yaitu bantuan modal kerja darurat. Dan terakhir BUMN dan BUMD menyerap hasil produksi para pelaku UMKM di bidang pertanian, peikanan, kuliner, sampai industri rumah tangga.” jelasnya.
Bantuan serupa juga akan diberikan kepada sektor koperasi berupa skema penyaluran dana bergulir.
Selain Rully, beberapa nara sumber juga memberikan pemaparan pada webinar dengan tema “Pengutan Ekonomi Mikro, Kecil dan Menengah Saat Ini dan Pasca Pandemi Covid-19”. Diantaranya Sri Nurkyatsiwi (Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY), Wawan Hermawan (Wakil Ketua Kadin DIY), dan Sujatmika (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPNVY). (wwj/humas)