» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
Sleman – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Sub Unit Band UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) mengadakan suatu kegiatan yang bernama “Challenge Produksi Musik”. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Workshop Basic Music Production, dengan Rahmanda Alfi Syahrin Batubara sebagai pembicaranya. Dalam workshop ini pembicara membahas mengenai dasar-dasar produksi musik menggunakan software Digital Audio Workstation (DAW). Challenge Produksi Musik ini ditujukan kepada seluruh anggota UKM Seni khususnya anggota Sub Unit Band, yang dilaksanakan pada tanggal 3-16 Juli 2020. Konsep dari challenge ini sendiri yaitu berupa pembuatan musik sebebas dan sekreatif mungkin dengan format video/audio yang nantinya diupload di akun instagram masing-masing partisipan.
Satrio Utomo, selaku Ketua Divisi Latbang menyatakan tujuan diadakannya Challenge Produksi Musik ini adalah memberikan wadah untuk para anggota agar lebih produktif dalam menghadapi situasi pandemi, serta untuk meningkatkan kreativitas anggota. Dalam memproduksi musik ini, setiap anggota tidak diharuskan menggunakan software DAW seperti yang dicontohkan dalam workshop, mereka tetap bisa melakukan produksi musik yang lain seperti melakukan cover musik, karena dalam challenge ini yang terpenting adalah antusias dan kreativitas partisipan dalam mengikuti kegiatan ini.
“Sebenarnya kegiatan Challenge Produksi Musik ini baru pertama kali dilakukan. Dan nanti karya teman-teman ini akan dinilai, kemudian akan diambil juara 1, 2, dan 3. Nah itu nanti kriteria penilaiannya berdasarkan kreativitas, tingkat keunikan, dan kualitas aransemennya.” Ungkap Satrio Utomo, selaku Ketua Divisi Latbang.
Satrio melanjutkan, bahwa dalam pelaksanaan Challenge Produksi Musik ini terdapat beberapa kendala. “Challenge ini partisipannya terbilang masih sedikit, bisa jadi karena beberapa anggota belum memiliki software DAW, serta jika melakukan cover lagu mereka juga terkendala pada alat musik yang kebanyakan ditinggal di Jogja.”
Salah satu partisipan dalam Challenge Produksi Musik ini, Fajar Gifary, mengungkapkan “Menurut saya challenge ini sangat bagus untuk mengembangkan skill produksi kami (anggota), kami juga menjadi bisa menggunakan berbagai macam software untuk memproduksi musik. Kendala yang saya alami selama memproduksi musik kemarin, sih, agak susah untuk mencari instrumen yang pas.”
Tanggapan positif mengenai Challenge Produksi Musik ini juga dilontarkan oleh Kasub Band, Rony Syantury, “Kegiatan seperti ini tentu sangat positif sekali, dimana dengan fasilitas seperti aplikasi untuk membuat musik ini dapat menambah wawasan dalam permusikan, memperluas ide untuk berkarya, dan menambah skill teman-teman. Dan dengan adanya challenge ini kami ingin membuktikan bahwa meskipun kami tidak bisa tampil di panggung di masa pandemi ini, tetapi kita masih bisa berkarya dan mendalami musik lebih jauh lagi. Harapan kami dari adanya kegiatan ini adalah ke depannya karya kita dapat menginspirasi banyak orang.”