» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
SLEMAN - Saat ini sumber energi listrik dunia sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. Dari faktor ketersediaan, sumber energi fosil semakin menipis, dari sisi lingkungan bahan bakar ini juga menjadi penyumbang pemanasan global karena menghasilkan emisi karbondioksida. Untuk itu, energi terbarukan merupakan solusi tepat guna menghambat laju perubahan iklim. Selain itu, potensi sumber energi ini juga masih banyak dan potensial untuk dikembangkan. Salah satunya energi terbarukan yang berasal dari angin dan matahari yang sudah dikembangkan di Pantai Baru, Pandansimo, Bantul. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) yang dikembangkan pada 2010 tersebut merupakan hasil kerjasama dari berbagai pihak. Selain mengalirkan listrik, PLTH Pandansimo juga menjadi tujuan tempat wisata di Bantul. Demikian terungkap dalam diskusi pada Seminar Nasional bertajuk Potensi Geowisata Pendidikan Energi di Ruang Audiovisual, Museum Geoteknologi Mineral, Kampus II UPN, Babarsari, Depok, Sleman, Jumat (6/10/2017). Asisten Sekda Bidang Pemerintahan Setda Bantul Bambang Guritno dalam kesempatan itu mengakui banyaknya potensi energi di wilayahnya. Ia berharap UPNVY turut andil dalam pengembangan geowisata energi di Bantul. “Di Pantai Baru, kami dilengkapi dengan sumber energi dengan tenaga angin, tenaga matahari, dan biogas,” ungkap Bambang. Rektor UPN Prof Sari Bahagiarti K, MSc mengungkapkan, pihaknya siap memberikan dukungan kepada pemangku kepentingan terkait pengembangan geowisata energi. Pihaknya memiliki unggulan lain bidang kebumian untuk geowisata dan geoheritage. Rektor berharap konsep geowisata energi itu juga bisa dikembangkan oleh museum lain di DIY dengan potensi yang dimiliki. “Karena akhir dari kegiatan kami mendedikasikan kepada masyarakat,” ujar Rektor. Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Pusat Kajian Geoteknologi UPNVY, KRT Dr.Nur Suharcasyo menyatakan potensi energi baru terbarukan dapat menjadi salah satu keunggulan DIY. Untuk itu diperlukan sinergi antara akademisi, pemerintah dan masyarakat dalam pemanfaatan potensi alam untuk geowisata pendidikan energi. Oleh karena itu, pihaknya memiliki pemikiran perlu adanya taman energi di wilayah selatan DIY. Pertimbangannya, potensi geowisata energi di DIY lebih banyak ditemukan di selatan DIY terutama berdekatan dengan pantai. “Karena di selatan itu banyak potensi energi, ada angin atau bayu energi, kemudian dari solar matahari. Banyak peternakan juga bisa menjadi biogas. Dan ombak, kita lihat gulungan ombak memiliki tekanan tinggi itu sumber energi.,” ungkapnya dalam seminar tersebut. (wwj/humas)