DETAIL INFORMASI
Bertha Anak Pedagang Kelontong Yang Kuliah di UPNVY :: dipost pada 08 Mei 2018
smile

SLEMAN - Meski berasal dari keluarga tidak mampu, Bertha Olivera Liveria dibekali dengan kemampuan akademis yang memuaskan. Atas prestasinya ia diterima sebagai mahasiswa baru Program Studi Sistem Informasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) melalui program Bidik Misi.

Bertha merupakan salah satu dari 148 mahasiswa baru peserta beasiswa Bidik Misi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di UPNVY. Perempuan asal Nias ini merasa sangat bersyukur atas keberhasilannya masuk UPNVY.

Diakuinya berkuliah di UPNVY merupakan hal yang mustahil baginya. Kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas hampir mengubur impiannya melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.

Bertha mengungkapkan, keluarganya menopang hidup dari hasil jerih payah orang tuanya berjualan kelontong. Uang yang didapat dari seharian berjualan tidak seberapa jika dibandingkan kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.

“Sehari jualan bisa dapat Rp 60 – 80 ribu kurang kalau untuk kami sekeluarga. Kakak saya lulus SMA tidak bisa kuliah karena tidak ada biaya, tiga adik saya masih kecil dan butuh biaya sekolah,” kata perempuan kelahiran Teluk Dalam, 19 Juni 2001 ketika ditemui saat registrasi ulang di Kampus UPN Condong Catur, Selasa (8/5/2018).

Diceritakan Bertha, setiap pagi sebelum ke sekolah ia dan sang kakak membantu kedua orang tuanya menata sayuran dan hasil belanjaan dari pasar diatas meja lapak jualan.

Anak kedua pasangan Krispinus Gowasa dan Elfrida Pangaribuan mengungkapkan, mereka sekeluarga tinggal di Kecamatan Telukdalam, Kabupaten Nias Selatan, di sebuah kios berukuran sekitar 4 x 12 meter, beratapkan asbes dengan diding setengah beton. Kios ini dibagi dua lantai dengan pembatas kayu yang digunakan sebagai gudang. Didalam kios terdapat dua ruangan, satu ruangan sebagai warung dan sebuah ruangan disekat papan menjadi tiga kamar tidur.

Selama menempuh pendidikan SD hingga SMA, Bertha merupakan penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) dari Pemerintah Kabupaten Nias Selatan. Dengan bantuan itu, dia bisa bersekolah gratis.

Di tengah keterbatasan, keluarga besarnya justru mendukungnya. Bahkan untuk biaya perjalanan dari Nias menuju Jakarta, kerabatnya patungan meminjamkan uang.

“Dari Nias ke Sibolga naik kapal sekitar 12 jam. Sibolga ke Medan naik bus 10 jam, lalu ke Jakarta naik bus tiga hari dua malam atau dengan pesawat 3 jam. Saudara ayah dan ibu patungan meminjamkan uang untuk membayar tiket,” ceritanya.

Dukungan orang tua dan keluarga besarnya diakui Bertha membangkitkan semangatnya meneruskan ke bangku kuliah. Selain itu kepesertaannya menjadi salah satu calon penerima program Bidik Misi membuatnya lebih yakin memantapkan langkah menjadi mahasiswa.

“Saya akan berusaha semaksimal mungkin dan akan melakukan apapun untuk mencapai impian saya,” tuturnya.(wwj/humas)