» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan kekuatan gempa yang mengguncang Kepulauan Aru, Maluku, pada Sabtu (26/1/2019) sore.
Merespon hal itu, Pakar Mitigasi Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno menjelaskan, bila pemutakhiran informasi itu dapat saja terjadi lantaran pengambilan keputusan berdasarkan data yang sudah terkumpul.
“Pemutakhiran informasi, baik dalam bentuk revisi posisi pusat gempa maupun revisi intensitas gempa dapat saja terjadi, karena menyangkut pengambilan keputusan berdasarkan data yang terkumpul,” ungkap Eko kepada Okezone, Minggu (27/1/2019).
BMKG awalnya merilis gempa yang mengguncang Kepulauan Aru berkekuatan 6,6 skala Richter (SR), kemudian dimutakhirkan menjadi 5,9 SR.
Eko menekanan meski peringatan genpa pertama lebih justru tak akan membuat kegelisahan masyarakat. Tetapi justru membuat waspada harus lebih siap.
“Yang harus dipahami, pertama, kita di akwasan rawan gempa / tsunami atau tidak. Kalau di kawasan rawan gempa / tsunami, karena di sempadan pantai misalnya, kita harus siap kalau ada gempa yang berpotensi hadir,” tuturnya.
Oleh karena itu, Eko menegaskan bila ada ancaman bencana pertama harus paham potensi bahaya dan risikonya. Kedua, punya kesadaran memantau dan ketiga punya punya kesadaran dan kemampuan menyebarluaskan informasi.
“Keempat, punya kemauan dan kemampuan merespon. Kesadaran dan kemampuan memantau itu penting. Biar engga salah langkah,” kata dia. (Wal)
(fzy)
Sumber
https://news.okezone.com/read/2019/01/27/337/2009875/ahli-pemutakhiran-data-bmkg-dapat-saja-terjadi