» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
SLEMAN - Tim Penerima Hibah Penelitian Dasar Internal, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta, diketuai oleh M.Th.Kristiati. EA, ST, MT bersama dengan tim laboratorium Bambang Widiyatmoko, ST, Hendri Tri Satantio,.ST, serta dua orang mahasiswa Yusril Ihza Wijaya dan Nyimas, berkunjung ke Lapangan Panasbumi Geodipa Dieng, Rabu (14/8/2019). Kedatangan rombongan diterima oleh Ayu sebagai HRD dan diterima Ir. Suparwanto (HSE) sekaligus mengantarkan kami ke lapangan untuk meneliti.
Kunjungan ini merupakan bagian awal dari kegiatan penelitian mengenai energy panasbumi di Lapangan Panasbumi Dieng. Menurut Undang-Undang No. 27 Tahun 2003, panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Pemanfaatan langsung dari energy panasbumi adalah dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi atau PLTP.
Saat ini, Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) menjadi andalan energi terbarukan dan konservasi energy. Menurut Dirjen EBTKE, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), pada tiga bulan pertama 2018 ini kapasitas terpasang PLTP hingga kini mencapai 1.924,5 Megawatt dari target 2.058,5 Megawatt. Oleh karena sumbangan bagi kebutuhan listrik bagi masyarakat inilah, maka energy panasbumi menjadi penting untuk diperhatikan.
PT. Geo Dipa Energi (Persero) memiliki 47 sumur bor, 27 sumur berada di selatan Kawah Sikidang dan 20 sumur di utara Kawah Sikidang, di dekat Kawah Sileri. Dari 47 sumur tersebut, baru 8 sumur yang dimanfaatkan sebagai sumur produksi dan 2 sumur sebagai sumur injeksi. Sementara sisanya masih mengalami masalah terkait dengan endapan silika yang cukup tinggi.
Terbentuknya scale dalam produksi panasbumi merupakan problem yang sangat tidak diharapkan, karena dapat menyebabkan terjadinya kebuntuan pipa, gangguan aliran fluida, gangguan tekanan, tidak tercapainya kualitas uap sesuai yang disepakati serta problema gangguan pada turbin yang dapat menyebabkan turbin mati. Sehingga problem ini menjadi prioritas untuk diselesaikan terutama pada reservoir panasbumi dominasi air seperti Lapangan Panasbumi Dieng. Cara paling efektif dalam menangani masalah scale adalah dengan mencegah terjadinya scale tersebut. Oleh karena itu penelitian tentang potensi terbentuknya scale ini sangat diperlukan pada operasi lapangan panasbumi.(MTH/TM).