» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
Untuk kedua kalinya, ICEMINE (International Conference on Earth Science, Mineral and Energy) 2019. Dalam konferensi kali ini dihadiri oleh sejumlah dosen, akademisi, dan praktisi di bidang pertambangan. Tercatat sekitar 200 peserta yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri.
Peserta yang hadir sebagian besar berasal dari perguruan tinggi yang memiliki fakultas teknologi mineral dari berbagai negara termasuk Indonesia. Beberapa perwakilan dari negara lain yakni ada yang berasal dari Taiwan, Malaysia, Saudi Arabia, Australia, Korea Selatan, Jepang, China, Kanada.
Dalam ICEMINE 2019 yang digelar pada Kamis (3/10/2019) di Eastparc Hotel, dibagi menjadi beberapa sesi. Diantaranya sesi Panel Discussion bersama dengan keynote speaker dan sesi pararel. Konferensi kali ini dibuka dengan pemukulang gong oleh Muhammad Irhas Effendi selaku rektor UPN Veteran yogyakarta didampingi dengan beberapa delegasi dari beberapa negara yang hadir.
"Ini (ICEMINE) tahun ke dua. Mulai kita inisiasi di tahun 2018" ujar Johan Danu Prasetya selaku ketua panitia ICEMINE 2019 pada Kamis (3/10/2019).
Johan mengaku senang karena pada ICEMINE kali ini mempublikasikan artikel jauh lebih banyak di tahun sebelumnya. Di tahun 2018 yakni pada ICEMINE 1, menerbitkan sekitar 30 artikel dari pihak internal (UPN Veteran Yogyakarta). Tahun ini jumlahnya meningkat yakni sebanyak 60 artikel dari pihak internal. Jika di total secara keseluruhan dari internal dan external (luar UPNVY) ada lebih dari 100 artikel.
"Tahun 2019 ini meningkat (artikel) karena memang kita push dengan berbagai cara agar internal meningkatkan jumlah artikelnya. Sehingga kita berhasil mempublikasi sekitar 60 artikel terindeks Scopus" imbuh Johan.
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Muhammad Irhas Effendi, mengapresiasi konferenai kali ini. Menurutnya riset sata belum cukup melainkan perlu ada desiminasi salah satunya dalam bentuk konferensi. Tujuannya agar bisa saling membagikan produk riset yang dilakukan UPN Veteran Yogyakarta. Selain itu harapannya agar sesama praktisi dan akademisi di bidang pertambangan bisa saling berbagi ilmu.
"Seminar ini kan sebenarnya sebuah rangkaian kegiatan research khusunya dalam bidang mineral energy. Bahwa sebuah riset itu tidak cukup untuk sebuah laporan saja tetapi juga harus didesiminasi. Salah satu media untuk desiminasi adalah conference" kata Irhas.
Menurut Irhas, international conference sebagai salah satu indikator di dunia internasional. Menurutnya materi yang dipaparkan dalam konferensi nantinya diharapkan tidak hanya ada di dalam ruangan konferensi saja melainkan supaya dipublikasikan ke luar.
"Kita tahu kan sekarang publikasi harus terindeks. Terindeks di jurnal yang berepurtasi internasional. Itu salah satu cirinya adalah terindeks di scopus" paparnya.
Irhas juga menambahkan bahwa tujuan materi yang dipaparkan terindeks di scopus bisa menjadi syarat sebagai guru besar.
Berkenaan dengan bidang seminar kali ini yakni teknologi mineral, bisa menjadi salah satu penciri UPN Veteran Yogyakarta yang berbeda dengan perguruan tinggi lain. Oleh karenanya, pihak universitas mendorong agar bidang teknologi mineral UPN Veteran Yogyakarta bisa dikenal masyarakat.
"Mengenai bidangnya sendiri, kita harapkan bidang teknologi mineral ini menjadi penciri yang berbeda dengan perguruan tinggi lain. Maka kita dorong supaya penciri ini bisa terus menonjol, supaya bisa dikenal masyarakat bahwa kita menjadi salah satu universitas yang memiliki keunggulan di bidang mineral" ujarnya. (Birgita/adn/adv)