» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
SLEMAN - Mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) berhasil mengembangkan wedhang berbahan dasar ekstrak kulit Salak Pondoh, produk tersebut diberi nama Wedhang Susu Zalacca Bubble yang nantinya akan ikut berkompetisi bersama 14 tim lolos pendanaan lainnya dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ardiansyah Sanjaya (Agroteknologi 2017) ditemani dengan Qurrotul Uyun (Agroteknologi 2017), Annis Muthia Arifani (Agribisnis 2017) dan Nur Prangawayu (Teknik Industri 2018) adalah empat mahasiswa yang berhasil mengembangkannya. Tim yang berhasil mengombinasikan keilmuan Teknik Industri, Agroteknologi, dan Agribisnis guna menghasilkan Wedhang Susu Zalacca Bubble ini dibimbing langsung oleh dosen Program Studi Agribisnis, Heni Handri Utami, SP., MM.
Produk ini hadir bukan untuk bersaing dengan UMKM, tetapi untuk berkolaborasi dan berkembang bersama yang nantinya akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dengan menjadikan UMKM pengolah salak sebagai mitra usaha, baik dalam hal bahan baku hingga limbah yang belum bisa dimanfaatkan seperti biji salak.
Salak yang digunakan yaitu jenis Salak Pondoh. Selain terkenal dan merupakan varietas asli Sleman, salak jenis ini juga disukai oleh banyak orang.
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan Kementan), Banun Harpini, dalam Kompas.com (24/3/2017) menyatakan bahwa Salak Pondoh disukai karena adanya rasa nan manis, tekstur nan garing dan aromanya nan sedap.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, Turi merupakan kecamatan dalam Kabupaten Sleman dengan produksi Salak Pondoh tertinggi. Meskipun produksi salak meningkat, tapi hal ini tidak sebanding dengan minimnya pemanfaatan limbah salak, karena konsumsi terpusat hanya pada daging salak, menyisakan kulit dan biji salak sebagai limbah produksi, padahal kulit dan biji salak memiliki manfaat yang tidak kalah dengan dagingnya. Hasil uji fitokimia membuktikan bahwa kulit salak mengandung flavonoid, tanin dan sedikit alkaloid, sehingga kulit salak bersifat sebagai antidiabetes karena adanya senyawa tersebut.
“Saya sebelumnya tidak menyukai wedhang karena rasa jahe nan pedas dan aroma nan kuat yang begitu kental, tetapi dengan minuman ini siapapun anak muda saya yakini berubah menjadi menyukai wedhang”, ucap Nur Prangawayu, salah satu anggota Tim Zalacca PKM-K UPNVY dan juga merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri, UPNVY.
Ia juga menambahkan kalau Wedhang Susu Zalacca Bubble hadir selain untuk memanfaatkan limbah kulit salak, tetapi juga untuk meningkatkan konsumsi dari wedhang dan salak di kalangan milenial. Kulit salak diekstrak dan diolah menjadi bubble kekinian ditambah rasa dan jahe.
Hingga kini, tim Zalacca PKM-K UPNVY telah mengembangkan varian rasa dan komposisi menjadi beragam, seperti rasa taro, strawberry, dan brown sugar dengan pilihan komposisi susu orisinal atau susu skim rendah lemak, dan akan terus bertambah ke depannya.
Meski pandemi COVID-19 masih tak pasti kapan berakhirnya, Ardiansyah Sanjaya dan tim yakin bahwa Program Kreativitas Mahasiswa ini selain membawa keuntungan secara ekonomi, tapi juga kebermanfaatan sosial masyarakat.