» 07 Oktober 2019
» 23 Januari 2019
» 22 Januari 2019
» 22 Februari 2021
» 10 Februari 2021
» 11 Januari 2021
Sejak masa pandemi corona, banyak pelaku wisata maupun UMKM yang berhenti beraktivitas. Salah satunya juga dialami petani maupun penjual oleh-oleh produk olahan salak di daerah Turi, Sleman. Melihat kondisi tersebut, Hendro Widjanarko dan Tri Wibawa, selaku pelaku pengabdian dari Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVY) mencoba untuk membangkitkan kelesuan penjual produk olahan salak di daerah tersebut.
"Saat ini harga salak cenderung tidak stabil. Kadang mahal, tapi pada kondisi tertentu murah. Kemudian dari tim pengabdi UPN Veteran Yogyakarta berusaha untuk membantu berkolaborasi dengan UMKM membuat salak menjadi makanan olahan yang inovatif," kata Hendro Wijanarko saat terlibat dalam kegiatan pengabdian tersebut pada Jumat (2/10/2020).
Kegiatan tersebut berlangsung dari tahap pendampingan pelatihan hingga yang terakhir yakni pemasaran juga pengelolaan keuangan. Dalam pendampingan pengolahan, pelaku UMKM didampingi proses pengolahannya agar lebih memiliki daya jual.
"Kegiatan yang dilakukan mulai dari pelatihan. Jadi pelatihan ini produksi mengolah buah salak menjadi berbagai macam olahan dengan teknologi produksi. Yang tadinya belum bisa menciptakan produk salak yang inovatif menjadi inovatif. Yang tadinya kurang halus setelah menggunakan mesin yang dibuat para pengabdi hasilnya lebih baik sehingga banyak diminati," ujarnya.
Sejauh ini produk olahan salak pondoh yang didampingi oleh pelaku pengabdian UPNVY telah menghasilkan beberapa produk. Diantaranya ialah Manisan, criping, selai, permen, pie susu kombinasi salak, dan dodol salak.
Tri Wibawa selaku tim pengabdian menjelaskan selain pengolahan, tim pengabdian UPNVY juga mendampingi UMKM soal bagaimana pengemasan produk, pemasaran termasuk bagaimana saat menjual produknya secara online.
"Hasilnya ini bisa dirasakan para pelaku UMKM yang ada di Turi, Sleman. Mereka mulai menikmati yang tadinya harga salak cenderung turun, kalau turun tidak berharga, ketika diolah maka lebih bernilai dan dijualnya bisa lewat online sehingga daerah pemasarannya lebih luas," ungkap Tri.