DETAIL INFORMASI
Mahasiswi Bertubuh Mungil Ini Ingin Jadi Produser Acara TV :: dipost pada 27 Desember 2017
smile

SLEMAN - Pagi itu, Kamis (14/12/2017) ruang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama terlihat ramai orang. Hampir selama seminggu ruangan ini dijadikan basecamp panitia acara Dies Natalis UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) yang jatuh pada 15 Desember 2017. Wakil Rektor yang merupakan empunya ruangan pun harus mengungsikan diri agar ruang kesekretariatan leluasa difungsikan.

Didepan ruangan, seorang wanita sedang menunggu. Wanita bertubuh kerdil itu terlihat ragu-ragu masuk ke ruangan. Wanita itu bernama Whenny Artika Rahayu, mahasiswi semester 9 Prodi Teknik Informatika. Ia hendak melakukan bimbingan skripsi ke dosen pembimbing yang kebetulan menjadi salah satu panitia.

Whenny yang lahir di Bogor, 9 September 1995 memiliki tinggi badan 119, 5 cm. Anak tunggal dari pasangan Darto dan Sri Rahayu tersebut sudah terindikasi kerdil atau dwarfism sejak lahir. Dwarfisme adalah kondisi tubuh yang pendek akibat kelainan medis atau genitis. Seseorang dikatakan mengalami dwarfisme bila tinggi badannya di kisaran 147 cm atau lebih pendek.

Ayahnya yang seorang anggota TNI AD sempat membawanya ke berbagai rumah sakit dan berkonsultasi ke dokter namun tidak ada solusi untuk mengobati kondisinya tersebut.

“Saya tidak tahu sejak kapan saya seperti ini. Kata orang tua, saya sering keluar masuk rumah sakit," ceritanya.

Bertubuh kerdil diakui Whenny sering menjadi bahan ejekan, namun dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tua membuatnya percaya diri.

“Dulu sewaktu masih kecil sering diejek. Namun ibu selalu menyemangati dan mendukung saya. Dari situ kepercayaan diri saya mulai muncul. Kalau sekarang malah tidak pernah ada orang yang mengejek,” ujarnya bercerita.

Selain orang tua, seni musik menjadi penyemangat bagi Whenny. Ia tertarik bidang tersebut sejak kecil. Saat SMA dirinya pernah bergabung di paduan suara. Tak hanya menyanyi, Whenny juga pandai memainkan piano.

Whenny juga tertarik di bidang teknologi informasi. Dia mengaku menyukai bidang ini semenjak di bangku kelas 2 SMA. Terlahir sebagai wanita kerdil, tak menghalangi semangatnya untuk memperdalam ilmu di bidang tersebut. Minatnya yang besar dengan dunia teknik informatika menguatkan tekadnya untuk meneruskan ke bangku kuliah.

Keinginannya untuk berkuliah mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tua. Meskipun harus tinggal di kost dan jauh dari keluarganya di Bogor, hal tersebut tak menyurutkan semangat Whenny mengejar cita-cita. Di bangku kuliah potensinya di ilmu komputer terus bertambah. Ia tertarik mempelajari Sistem Intelegensi Buatan atau Artificial Intelegence. Whenny juga aktif di organisasi kemahasiswan. Ia pernah menjabat sebagai Bendahara dan Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Industri di dua periode berbeda.

Saat ini Whenny berharap dapat segera memperoleh gelar sarjana dan mendapatkan pekerjaan.

“Saya ingin segera lulus dan membuat orangtua bangga punya anak dengan kondisi seperti saya,” ujarnya bersemangat.

Dengan meraih gelar sarjana Whenny ingin mengubah persepsi masyarakat bahwa pendidikan tidak hanya untuk yang bertubuh tinggi.

“Mendapatkan pendidikan adalah hak semua orang, termasuk saya yang bertubuh pendek. Saya ingin membuktikan bahwa dengan kondisi fisik seperti ini bisa melewati semuanya,” ujar alumni SMA Negeri 4 Bogor tersebut.

Selepas kuliah Whenny ingin bekerja di industri televisi. Ia bercita-cita menjadi seorang produser program acara televisi. (wwj/humas)