DETAIL INFORMASI
SNTKK ke-18, Kembangkan Teknologi Kimia untuk Olah SDA :: dipost pada 13 April 2018
smile

SLEMAN – Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) kembali menggelar Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” (SNTKK). Ini adalah kegiatan ke-18 yang diselenggarakan sejak tahun 1995.

Dekan Fakultas Teknik Industri Ir. Tjukup Marnoto, M.T., Ph.D. mengatakan SNTKK 2018 yang mengusung tema “Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia” ini dilangsungkan di Quality Hotel Yogyakarta, Kamis (12/4/2018).

“Melalui forum ilmiah ini tentunya akan muncul ide-ide untuk meningkatkan penguatan teknologi, implementasi teknologi, dan penyebaran teknologi, sehingga dapat mewujudkan kedaulatan dalam bidang teknologi untuk mendukung pelaksanaan pembangunan bangsa dan Negara Indonesia” harapnya.

Rektor UPN “Veteran” Yogyakarta Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K., M.Sc. saat sambutan mengatakan dipilihnya tema seminar ini sangat tepat mengingat Sumber Daya Hayati Indonesia yang beraneka ragam dapat dikembangkan kebermanfaatannya, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengolah dengan efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Menurut Sari, seminar nasional sejenis sudah banyak diadakan, namun sentuhan terhadap pengembangan industri masih sedikit.

“Masih banyak penelitian yang bersifat makro dan berorientasi penelitian, belum bersifat komersial”, katanya.

Hasil penelitian, tambah Rektor, belum dapat mendorong investor membiayai komersialisasi hasil-hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan perguruan tinggi banyak yang bersifat penelitian fundamental, sehingga belum mempunyai nilai jual bagi industri.

SNTKK menghadirkan narasumber Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tigar Sitanggang, Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Edi Wibowo, dan Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc. Guru Besar Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM Yogyakarta.

Menurut Tigar Sitanggang konsumsi minyak nabati terus meningkat setiap tahun. Hal tersebut, dipicu peningkatan jumlah penduduk dunia dan peningkatan konsumsi per kapita. “Konsumsi minyak nabati terus meningkat setiap tahunnya yang dipicu oleh adanya peningkatan jumlah penduduk dunia dan meningkatnya konsumsi per kapita, khususnya untuk kebutuhan pangan”, jelasnya.

Produksi minyak sawit, katanya, salah satu komoditas pertanian Indonesia yang mengalami surplus produksi. Bahkan 70% surplus produksi membawa Indonesia menguasai pasar minyak nabati dunia, sehingga Indonesia memperoleh penghasilan devisa cukup besar dari komoditas sawit.

Edi Wibowo mengatakan, sawit merupakan komoditas strategis nasional. Industri sawit berperan penting pada perekonomian Indonesia. “Industri sawit merupakan slah satu komoditas strategis nasional Indonesia yang mempunyai peran penting pada perekonomian Indonesia”, terangnya.

Sebagai industri padat karya, jelas Edi Wibowo, jutaan masyarakat sangat bergantung pada industry sawit Indonesia. Pertumbuhan industri sawit akan berperan penting pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. (BMW-fti)